Entah kenapa kok tiba-tiba saya teringat masa-masa PI (Praktek Industri) untuk sebutan PKL anak SMK Zaman sekarang karena saking lamanya saya nggak ngumpul sama teman-teman dan karyawan kantor di sana mungkin ya…..!!!! Saya dulu PKL di salah satu CV yang bergerak dibidang Instalatur dan jaringan listrik yang berlokasi di Samarinda seberang tepatnya di JL.Am.Rifadin Perumahan Bumi Rindang Luhur (depan SMA Melati).
Sebenarnya sih PKL di sana dibilang
enak juga nggak sih, tapi karena niat kami mau PKL di sana dulu untuk mencari
Pengalaman kelistrikan ala PLN dan CV di sana orangnya asik-asik menganut sistem
kekeluargaan gak ada senioritas (menurut opini saya) yang muda
menghargai yang lebih tua, jadi kami secara senang hati menjalani pekerjaan di sana.
Saya PKL di
sana bersama kelima teman saya yaitu, Teguh Wijayanto, Yogi, Ari Purnama,
Kuncahyo Adha dan Yansi Nanna. Kami berasal dari sekolah yang sama yaitu Smkn 2
Samarinda jurusan Listrik.
Minggu-minggu
pertama kami PKL di sana saya sangat canggung ingin mengerjakan pekerjaan yang
diperintahkan oleh kepala kerja di sana karena ternyata pekerjaan yang ada di
sana bukan cuma urusan Instalasi listrik saja tetapi juga semua yang berhubungan
dengan jaringan listrik (yaitu pekerjaan yang baru pertama kali saya kerjakan
karena materi di sekolah nggak dapat).
Pada waktu itu CV yang kami jadikan tempat PKL
ini mendapat Job dari PLN untuk mengerjakan
pemasangan TRAFO. Semua karyawan
pun segera sigap mengerjakan tugas mereka sesuai perintah kepala kerja. Kamipun
bersiap menyiapkan bahan dan alat-alat perlengkapan pemasangan TRAFO itu dan saya pun mendapat tugas memotong besi
trafes bersama Ari Purnama menggunakan gerinda potong yang besar, dia sebagai
operator dan saya pun memegang besinya entah kenapa ternyata getaran gerinda
itu begitu kuat tangan saya pun ikut bergetar dan besi itupun berhasil
terpotong lalu saya pun melanjutkan pekerjaan yang lain yaitu mengencangkan
baut-baut dan tiba-tiba si Teguh berkata “darah apaan ini” sembari mengerjakan
pekerjaannya mengebor besi trafes yang sudah dipotong tadi dan sayapun
menjawab “nggak tau guh” sayapun asyik melanjutkan pekerjaan saya, entah kenapa
saya melihat jari saya teryata darah itu mengucur dari jari tengah dan jari manis
saya yang hampir putus terpotong gerinda tadi.
“Agggrrh…. Jariku kena gerinda brow” ujarku,
semua karyawan pun dan kepala kerja menengok kearah ku. Kepala kerja itu namanya
pak Sodik, pak Sodik pun sontak dengan sigap melihat dan mengobati jari saya, “kok
bisa, kenapa ?” Tanya pak Sodik. “anu pak saya sendiri nggak tau, saya baru
sadar waktu Teguh Tanya darah siapa di besi ini katanya tadi” jawab ku sembari
pak Sodik mengobati jari saya . Tak lama pak BOS pun datang, namanya pak
Daryono. “Kenapa ini pak Sodik” Tanya pak Dar, kena Gerinda pak. "Kok
repot-repot di bungkus perban pak, itu ada mesin las nganggur, di las aja pak
tangannya kalo beneran putus”. Canda pak Dar, “kok bisa motong besi kok kena
tangan”. Saya pun tersenyum sembari menahan rasa sakit kepada pak Dar.
Ari purnama pun tertawa “Bay-bay kok bisa
jari hampir putus kena gerinda tapi gak sadar,,,” semua karyawan, bos, kepala kerja
& teman-teman yang lain di sana ikut tertawa. (Ini mungkin pengalaman saya
yang nggak akan terlupakan sampai sekarang
Hehehe…) dan bukan hanya saya yang memiliki pengalaman
seperti ini, tetapi ke-5 teman saya juga ada, yang masih saya ingat sih seperti
kisah yang ini :
- Kisah KUNCAHYO ADHA
Pada waktu itu PKL baru berjalan satu minggu dan kami diwajibkan untuk
bisa memanjat tiang, sehingga pak Sodik selaku kepala kerja men-TRAINING kami
untuk memanjat tiang di depan kantor, memang sih bukan tiang beton yang biasa
kami kerjakan saat proyek tetapi tiang Besi Telkom yang ukurannya jauh lebih kecil dari tiang PLN, Ari pun berkata “Wah ini sih mudah pak nggak ada tantangannya”, kami pun praktek memanjat tiang menggunakan
sefty bel, dengan mudah kami selesai.
Tibalah giliran Cahyo yang memang sih badannya agak gemuk sedikit sehingga agak
sulit dan dia kurang berani dengan ketinggian, tetapi dia mencoba memberanikan
diri untuk memanjat tiang tersebut dan sebagai teman yang baik
kami memberi semangat kepadanya ( “AYO YO KAMU PASTI BISA, Go Cahyo…Go Cahyo…) dan Cahyo
pun sampai hingga sepertiga tiang, tetapi entah kenapa Safty bel yang ia
kenakan mengendor dan seketika melorot lalu cahyo pun tejatuh dengan posisi yang
nggak enak bangetlah untuk di rasakan, “Adduhhhh” teriak
Cahyo.
Seketika kamipun tertawa dengan bahagia di atas penderitaannya yang
sangat konyol itu
Hahahaaaa…Hahahahaaaaa…….!!!!!!
“Husss..husss ketawanya udah” sembari cekikikan ujar pak Sodik.
Kami pun tetap menertawakannya. (mungkin kalau kalian semua ada pada
saat itu kalian juga akan mengekspresikan perbuat yang sama seperti kami)
Semoga aja si Cahyonya baca.
- Kisah TEGUH WIJAYANTO
Pada saat mengerjakan Proyek jaringan di sanga-sanga, ia bersama
Ari memasang Fixed dedt (sebutan gantungan kabel yang di lilitkan plat
stenless pada tiang listrik) Ari yang memanjat tiang beton 11 meter dan berada
di atas tiang, sementara teguh sebagai helper yang menyiapkan alat-alat untuk dinaikkan
ke atas. “Guh naikkan pemotong plat
stenlessnya” ujar Ari sembari menurunkan tali tambang dari atas, “Okey Po,”
ujar Teguh sambil mengikat benda itu pada tali tambang.
Ari pun menarik tali tersebut dan setelah sampai atas entah kesalahan
siapa Ari yang ceroboh atau Teguh yang kurang kencang mengikatnya tadi di
bawah, Pemotong plat stenless itupun jatuh tepat di kepala bagian depan Teguh (yang
untung pada waktu itu memakai topi), “Aduuuhhh,,,, Anj*ng biadap kamu ri”
maki Teguh teriak nyaring sambil menghusap kepalanya yang benjol kejatuhan pemotong plat yang menurut saya lumayan berat itu.
Saya dan Kuncahyo pun yang berada di tiang sebelah yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari posisi Teguh dan Ari tersebut mendengar teriakan
mereka, kamipun tertawa terbahak-bahak mendengar Teguh ngomel bagaikan
wanita muda yang diperkosa itu.
Haahaha...Hahahaa....!!!
- Kisah YANSI NANNA PAMASI (Parasnya seperti orang
cina tapi asli produksi dalam negeri)
Yansi ini orangnya lucu, dia selalu menceritakan pengalaman pribadinya
kepada kami dengan gamblang tanpa rasa sungkan sedikitpun.
Contohnya ya pada saat itu, dia bilang
“tadi malam aku ketangkap polisi heh di
gunung lipan sama Cewekku” kenapa yan ? (Tanya kami).
“Aku kan mau mojok sama pacarku
di bekas tempat orang penambangan batu depan Jessica Park itu, pas baru aja aku
parkir motor di sana, ada polisi pakaian preman mengintrogasi aku dan akupun
bersama pacarku gugup, trus aku bilang aja sama polisi itu,
“ saya lagi cari hp pak di sini…
ini adik saya “ trus polisi itu jawab kok bisa hp kamu hilang di sini, kamu
ke sini cuma berdua, trus bawa senter lagi… Kalian mau mesum ya…” ujar polisi
itu to the point.
“nggak pak saya nggak bohong” (kata yansi.) “ayo saya antar kalian
kerumah orang tua kalian. “Cewekku pun menangis" mendengar perkataan polisi
itu akhirnya polisi itu gak tega dan melepaskan kami dengan syarat jangan
melakukan perbuatan seperti itu lagi lalu paginya aku di putusin deh sama pacarku.
Semua karyawan kantor dan
kami pun tertawa mendengar pengakuan si Yansi itu yang udah nyata-nyata memang
muka mesum itu lagi curhat. #Hahahaaaaa...!!!!
(Semoga aja Yansinya baca ya)
- Kisah Ari
Purnama
Pada waktu itu ada proyek
intalasi di sebuah bangunan baru di jalan Belibis samarinda, Tepatnya klinik
RAMLAH PARJIB sekarang, kebetulan yang ditugaskan ke sana Ari, saya,
& satu karyawan yang namanya sama, yaitu Ari Skun (tetapi saya memanggilnya Mas Ari)
Dari pagi hingga sore kami
memasang stop kontak dan saklar di sana, haripun sudah petang kami mencoba
merampungkan kerjaan yang hampir selesai itu, entah kenapa si Ari Purnama mulai
meninggalkan kami ntah kemana. Mas Ari Skun pun bertanya “ Kemana Ari Pur tadi,
kerjaan belum beres udah di tinggal” akupun menjawab “Gak tau mas mungkin kebelakang
buang air kecil”.
Tiba-tiba terdengar suara Ari pur dari samping ruangan yang kami
tempati. “Aduhhh...!!! Bayy tolongin nahhhh,,,,” saya pun langsung sigap mendatangi
dia, ternyata alangkan mengejutkan melihat jarinya terkena pisau CUTTER, tetapi
anehnya kok pisau yang menancap itu enggak dilepas-lepas dari jarinya. Usut
punya usut nih, rupanya dia takut melihat darahnya sendiri. Saya dan mas Ari Skun pun tertawa…….Hahahaaaa...Hahaaa...!!!
Sayapun segera melepaskannya dan meminta dia mengelap darahnya, lantas
saya membelikan plaster untuk dia agar darahnya
berhenti.
Kelucuan tidak hanya sampai disitu tetapi setelah pekerjaan selesai
kami lantas kembali ke kantor untuk mengembalikan alat-alat dan bahan namun ternyata teman-teman yang lain pun masih pada ngumpul di kantor belum pulang.
Ari Pur pun membuka plaster ingin mengobati jarinya yang terkena CUTTER
tadi, tetapi ternyata alkohol pembersih luka di dalam kotak P3K di kantor itu
habis. Kami Udah mau pulang semua karena udah kelelahan seharian kerja tetapi
dia meminta tolong saya untuk meminta alkohol pada pak Sodik yang kebetulan
rumahnya berada di depan kantor.
Tetapi melihat pak sodik sibuk memperbaiki mobilnya sayapun enggak enak
untuk
mengganggunya dengan membawa botol alkohol yang kosong tadi saya melihat
ada tumpukan tinner campuran cat yang menganggur dengan sigap dan inisiatif
sangat matang botol alkohol pembersih luka itu pun saya isi cairan tinner
karena saya tidak ingin membuat Ari pur yang sudah menunggu lama itu kecewa.
Lalu saya berikan botol alkohol berisi
tinner itu kepada Ari pur “Nih ri Alkohol pembersih lukanya” ujar saya. “Iya
makasih ya Bay” jawabnya. Lalu tanpa ragu-ragu dia menumpahkan cairan tinner
itu pada lukanya dan dari kejauhan saya meliriknya, dia berteriak ”Aduhhhh Perihhh….!!! Sialannn....!!! ini baunya tinner, Zubay anj*ng”
memaki saya sembari ekspresinya seperti ibu-ibu hamil yang mau melahirkan
mukanya merah dan mau pingsan…. Semua teman-teman dan karyawan kantor yang ada
di sana pun tertawa dengan sangat BAHAGIA mungkin lebih BAHAGIA dibandingkan
menertawakan Cahyo sebelumnya. Saya pun seolah-olah tidak mendengarnya dan
langsung tancap gas pulang. #Tetapi tertawa licik di sepanjang jalan pulang.
Hahahahaaaaa....Hahahaaaa.....!!! (Semoga Ari Pur baca ya)
- Kisah Yogi
Yogi ini orangnya baik dan gokil banget dahhh….., saya baru mengenalnya
pada saat PKL di sini karena memang kami beda kelas. Saya sih hampir lupa
pengalaman mana yang paling lucu pada yogi karena memang semuanya lucu banget.
Jadi rada bingung untuk menceritakan yang mana.
Tapi yang paling saya ingat adalah pada saat itu ada proyek di Loa Kulu
pemasangan TRAFO,
Pemasangan trafo sudah hampir selesai dan
kami bekerja bersama TIM 2 sehingga kepala kerja nggak ikut jadi kerjanya sangat
santai. Ada karyawan yang kami juluki komandan di sana dia tidak suka kalo kerja
itu di bantui (aneh bukan) jadi dia bekerja sendiri di atas tiang, hanya
sesekali meminta bantuan kepada kami untuk menaikkan alat atau barang yang
kurang karena saya dan Yogi ditugaskan hanya sebagai helper. Untuk mengisi
waktu saya dan yogi mengecat besi trafes yang belum dinaikkan ke atas.
Alangkah betapa mengejutkannya. Memang terkadang Bodoh, coba-coba atau
gokil itu beda tipis. Yogi menyalakan
rokoknya menggunakan semacam korek gas tetapi besar (kami menyebutnya kompor,
tetapi bukan kompor beneran) dia menyulutkan apinya itu ke kaleng cat yang
sudah dicampur tinner itu, secara otomatis api pun membakar cat tersebut
karena gugup Yogi menumpahkan kaleng itu, bukannya mati api justru
makin membesar dan membakar semua dahan yang ada di situ (kebetulan lokasi itu
dipenuhi lautan daun ketapang kering yang memang lagi musim gugur). Kami
berdua kalang kabut mematikan api itu menggunakan pasir, lumpur apalah yang
bisa membuat api itu tidak meluas. Asap pun sampai ke atas tiang dan si Komandan
berkata “ada apa ini asap kok banyak betul“ Yogi pun berteriak menjawab “Anu.. ndan ini bayak semut rang-rang,
jadi kami bakar mereka” ketawa licik
sembari mematikan api dan akhirnya usaha kami tidak sia-sia api pun mati. Kami berdua bisa bernafas
lega. (ini kejadian terbodoh yang saya alami bersama yogi, semoga yogi baca
ya)
Tapi entah
kenapa setelah selesai PKL di sana kami enggak pernah main lagi ke kantor
tersebut terhitung sudah hampir 3 tahun dari sekarang ini, kami benar-benar los
kontek dengan semua karyawan kantor di sana, padahal sebelum kami selesai dan
ingin meninggalkan perusahaan tersebut untuk kembali menuntut ilmu di sekolah,
pak Sodik berkata ”Jangan sungkan-sungkan untuk main kesini, jangan sampai
hubungan kekeluargaan kita semua terputus karena cuma kalian enggak PKL di sini
lagi” Tapi kami tetep aja enggak pernah ke sana,, padahal kami udah berhutang
banyak sama semua orang di sana khususnya keluarga besar CV. EKA UTAMA
KARYA yang udah sudi menampung kami
terutama Pak Dar, Pak Sodik, Mas Firman ,
Mas Ari Skun, Mas Iwan. MAAF SEBELUMNYA ENGGAK PERNA MAIN KE SANA LAGI.
Setelah hampir satu tahun kami lulus
dari SMKN 2 Samarinda ini kami udah pada misah dan udah jarang ketemu apalagi
ngumpul bareng lagi, tapi kami yakin dengan semboyan kami
“KITA PASTI
SUKSES, KALAU TIDAK SUKSES PASTI BUKAN KITA”
Tatkala nanti kalau saya lupa sama kalian semua, ya tolong
diingatkan,,,,,
Saat ini
sepengetahuan saya TEGUH WIJAYANTO, KUNCAHYO ADHA & YANSI NANNA melanjutkan
kuliah di Politeknik Negeri samarinda,,, ARI PURNAMA
bekerja sebagai pengentar surat di Kantor POS Samarinda (memangsih lari jauh
dari jurusan kami waktu masih di SMK yaitu LISTRIK, tapi namanya pelung apa salahnya
dicoba) YOGI entahlah
kemana semenjak lulus saya belum mendengar kabarnya tapi saya yakin dia juga pasti akan
sukses sesuai semboyan dan komitmen
kami di atas dan saya sendiri melanjutkan kuliah di Universitas Mulawarman yang juga lari dari
jurusan sebelumnya, alasannya ada di postingan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar