Daftar Blog Saya

Jumat, 28 November 2014

Pengalaman Masa-masa PKL




               Entah kenapa kok tiba-tiba saya teringat masa-masa PI (Praktek Industri) untuk sebutan PKL anak SMK Zaman sekarang karena saking lamanya saya nggak ngumpul sama teman-teman dan karyawan kantor di sana mungkin ya…..!!!! Saya dulu PKL di salah satu CV yang bergerak dibidang Instalatur dan jaringan listrik yang berlokasi di Samarinda seberang  tepatnya di JL.Am.Rifadin Perumahan Bumi Rindang Luhur (depan SMA Melati).

           Sebenarnya sih PKL di sana dibilang enak juga nggak sih, tapi karena niat kami mau PKL di sana dulu untuk mencari Pengalaman kelistrikan ala PLN dan CV di sana orangnya asik-asik menganut sistem kekeluargaan gak ada senioritas (menurut opini saya) yang muda menghargai yang lebih tua, jadi kami secara senang hati menjalani pekerjaan di sana.

         Saya PKL di sana bersama kelima teman saya yaitu, Teguh Wijayanto, Yogi, Ari Purnama, Kuncahyo Adha dan Yansi Nanna. Kami berasal dari sekolah yang sama yaitu Smkn 2 Samarinda jurusan Listrik.

         Minggu-minggu pertama kami PKL di sana saya sangat canggung ingin mengerjakan pekerjaan yang diperintahkan oleh kepala kerja di sana karena ternyata pekerjaan yang ada di sana bukan cuma urusan Instalasi listrik saja tetapi juga semua yang berhubungan dengan jaringan listrik (yaitu pekerjaan yang baru pertama kali saya kerjakan karena materi di sekolah nggak dapat).

          Pada waktu itu CV yang kami jadikan tempat PKL ini mendapat Job dari PLN untuk mengerjakan  pemasangan TRAFO.  Semua karyawan pun segera sigap mengerjakan tugas mereka sesuai perintah kepala kerja. Kamipun bersiap menyiapkan bahan dan alat-alat perlengkapan pemasangan TRAFO itu dan saya pun mendapat tugas memotong besi trafes bersama Ari Purnama menggunakan gerinda potong yang besar, dia sebagai operator dan saya pun memegang besinya entah kenapa ternyata getaran gerinda itu begitu kuat tangan saya pun ikut bergetar dan besi itupun berhasil terpotong lalu saya pun melanjutkan pekerjaan yang lain yaitu mengencangkan baut-baut dan tiba-tiba si Teguh berkata “darah apaan ini” sembari mengerjakan pekerjaannya mengebor besi trafes yang sudah dipotong tadi dan sayapun menjawab “nggak tau guh” sayapun asyik melanjutkan pekerjaan saya, entah kenapa saya melihat jari saya teryata darah itu mengucur dari jari tengah dan jari manis saya yang hampir putus terpotong gerinda tadi.

             “Agggrrh…. Jariku kena gerinda brow” ujarku, semua karyawan pun dan kepala kerja menengok kearah ku. Kepala kerja itu namanya pak Sodik, pak Sodik pun sontak dengan sigap melihat dan mengobati jari saya, “kok bisa, kenapa ?” Tanya pak Sodik. “anu pak saya sendiri nggak tau, saya baru sadar waktu Teguh Tanya darah siapa di besi ini katanya tadi” jawab ku sembari pak Sodik mengobati jari saya . Tak lama pak BOS pun datang, namanya pak Daryono. “Kenapa ini pak Sodik” Tanya pak Dar, kena Gerinda pak. "Kok repot-repot di bungkus perban pak, itu ada mesin las nganggur, di las aja pak tangannya kalo beneran putus”. Canda pak Dar, “kok bisa motong besi kok kena tangan”. Saya pun tersenyum sembari menahan rasa sakit kepada pak Dar.    

       Ari purnama pun tertawa “Bay-bay kok bisa jari hampir putus kena gerinda tapi gak sadar,,,” semua karyawan, bos, kepala kerja & teman-teman yang lain di sana ikut tertawa. (Ini mungkin pengalaman saya yang nggak akan terlupakan sampai sekarang Hehehe…) dan bukan hanya saya yang memiliki pengalaman seperti ini, tetapi ke-5 teman saya juga ada, yang masih saya ingat sih seperti kisah yang ini :

  • Kisah KUNCAHYO ADHA
          Pada waktu itu PKL baru berjalan satu minggu dan kami diwajibkan untuk bisa memanjat tiang, sehingga pak Sodik selaku kepala kerja men-TRAINING kami untuk memanjat tiang di depan kantor, memang sih bukan tiang beton yang biasa kami kerjakan saat proyek tetapi tiang Besi Telkom yang ukurannya jauh lebih kecil dari tiang PLN, Ari pun berkata “Wah ini sih mudah pak nggak ada tantangannya”,  kami pun praktek memanjat tiang menggunakan sefty bel,  dengan mudah kami selesai. Tibalah giliran Cahyo yang memang sih badannya agak gemuk sedikit sehingga agak sulit dan dia kurang berani dengan ketinggian, tetapi dia mencoba memberanikan diri untuk memanjat tiang tersebut dan sebagai teman yang baik kami memberi semangat kepadanya ( “AYO YO KAMU PASTI BISA, Go Cahyo…Go Cahyo…) dan Cahyo pun sampai hingga sepertiga tiang, tetapi entah kenapa Safty bel yang ia kenakan mengendor dan seketika melorot lalu cahyo pun tejatuh dengan posisi yang nggak enak bangetlah untuk di rasakan, “Adduhhhh” teriak Cahyo.

        Seketika kamipun tertawa dengan bahagia di atas penderitaannya yang sangat konyol itu
Hahahaaaa…Hahahahaaaaa…….!!!!!!
       “Husss..husss ketawanya udah” sembari cekikikan ujar pak Sodik.
        Kami pun tetap menertawakannya. (mungkin kalau kalian semua ada pada saat itu kalian juga akan mengekspresikan perbuat yang sama seperti kami) Semoga aja si Cahyonya baca.


  • Kisah TEGUH WIJAYANTO
        Pada saat mengerjakan Proyek jaringan di sanga-sanga, ia bersama Ari memasang Fixed dedt (sebutan gantungan kabel yang di lilitkan plat stenless pada tiang listrik) Ari yang memanjat tiang beton 11 meter dan berada di atas tiang, sementara teguh sebagai helper yang menyiapkan alat-alat untuk dinaikkan ke atas. “Guh naikkan  pemotong plat stenlessnya” ujar Ari sembari menurunkan tali tambang dari atas, “Okey Po,” ujar Teguh sambil mengikat benda itu pada tali tambang.

       Ari pun menarik tali tersebut dan setelah sampai atas entah kesalahan siapa Ari yang ceroboh atau Teguh yang kurang kencang mengikatnya tadi di bawah, Pemotong plat stenless itupun jatuh tepat di kepala bagian depan Teguh (yang untung pada waktu itu memakai topi), “Aduuuhhh,,,, Anj*ng biadap kamu ri” maki Teguh teriak nyaring sambil menghusap kepalanya yang benjol kejatuhan pemotong plat yang menurut saya lumayan berat itu.

     Saya dan Kuncahyo pun yang berada di tiang sebelah yang jaraknya kurang lebih 50 meter dari posisi Teguh dan Ari tersebut mendengar teriakan mereka, kamipun tertawa terbahak-bahak mendengar Teguh ngomel bagaikan wanita muda yang diperkosa itu.
  Haahaha...Hahahaa....!!!


  • Kisah YANSI NANNA PAMASI (Parasnya seperti orang cina tapi asli produksi dalam negeri)
        Yansi ini orangnya lucu, dia selalu menceritakan pengalaman pribadinya kepada kami dengan gamblang tanpa rasa sungkan sedikitpun.
Contohnya ya pada saat itu, dia bilang “tadi malam aku ketangkap polisi heh di gunung lipan sama Cewekku” kenapa yan ? (Tanya kami).

          “Aku kan mau mojok sama pacarku di bekas tempat orang penambangan batu depan Jessica Park itu, pas baru aja aku parkir motor di sana, ada polisi pakaian preman mengintrogasi aku dan akupun bersama pacarku gugup, trus aku bilang aja sama polisi itu,

             “ saya lagi cari hp pak di sini… ini adik saya “ trus polisi itu jawab kok bisa hp kamu hilang di sini, kamu ke sini cuma berdua, trus bawa senter lagi… Kalian mau mesum ya…” ujar polisi itu to the point.

          “nggak pak saya nggak bohong” (kata yansi.) “ayo saya antar kalian kerumah orang tua kalian. “Cewekku pun menangis" mendengar perkataan polisi itu akhirnya polisi itu gak tega dan melepaskan kami dengan syarat jangan melakukan perbuatan seperti itu lagi lalu paginya aku di putusin deh sama pacarku.  
           
    Semua karyawan kantor dan kami pun tertawa mendengar pengakuan si Yansi itu yang udah nyata-nyata memang muka mesum itu lagi curhat.  #Hahahaaaaa...!!!! (Semoga aja Yansinya baca ya)


  • Kisah Ari Purnama
          Pada waktu itu ada proyek intalasi di sebuah bangunan baru di jalan Belibis samarinda, Tepatnya klinik RAMLAH PARJIB sekarang, kebetulan yang ditugaskan ke sana Ari, saya, & satu karyawan yang namanya sama, yaitu Ari Skun (tetapi saya memanggilnya Mas Ari)

           Dari pagi hingga sore kami memasang stop kontak dan saklar di sana, haripun sudah petang kami mencoba merampungkan kerjaan yang hampir selesai itu, entah kenapa si Ari Purnama mulai meninggalkan kami ntah kemana. Mas Ari Skun pun bertanya “ Kemana Ari Pur tadi, kerjaan belum beres udah di tinggal” akupun menjawab “Gak tau mas mungkin kebelakang buang air kecil”. 

        Tiba-tiba terdengar suara Ari pur dari samping ruangan yang kami tempati. “Aduhhh...!!! Bayy tolongin nahhhh,,,,” saya pun langsung sigap mendatangi dia, ternyata alangkan mengejutkan melihat jarinya terkena pisau CUTTER, tetapi anehnya kok pisau yang menancap itu enggak dilepas-lepas dari jarinya. Usut punya usut nih, rupanya dia takut melihat darahnya sendiri. Saya dan mas Ari Skun pun tertawa…….Hahahaaaa...Hahaaa...!!!

         Sayapun segera melepaskannya dan meminta dia mengelap darahnya, lantas saya membelikan plaster untuk dia agar darahnya  berhenti.

         Kelucuan tidak hanya sampai disitu tetapi setelah pekerjaan selesai kami lantas kembali ke kantor untuk mengembalikan alat-alat dan bahan namun ternyata teman-teman yang lain pun masih pada ngumpul di kantor belum pulang.

          Ari Pur pun membuka plaster ingin mengobati jarinya yang terkena CUTTER tadi, tetapi ternyata alkohol pembersih luka di dalam kotak P3K di kantor itu habis. Kami Udah mau pulang semua karena udah kelelahan seharian kerja tetapi dia meminta tolong saya untuk meminta alkohol pada pak Sodik yang kebetulan rumahnya berada di depan kantor.

         Tetapi melihat pak sodik sibuk memperbaiki mobilnya sayapun enggak enak untuk 
mengganggunya dengan membawa botol alkohol yang kosong tadi saya melihat ada tumpukan tinner campuran cat yang menganggur dengan sigap dan inisiatif sangat matang botol alkohol pembersih luka itu pun saya isi cairan tinner karena saya tidak ingin membuat Ari pur yang sudah menunggu lama itu kecewa.

        Lalu saya berikan botol alkohol berisi tinner itu kepada Ari pur “Nih ri Alkohol pembersih lukanya” ujar saya. “Iya makasih ya Bay” jawabnya. Lalu tanpa ragu-ragu dia menumpahkan cairan tinner itu pada lukanya dan dari kejauhan saya meliriknya, dia berteriak ”Aduhhhh Perihhh….!!! Sialannn....!!! ini baunya tinner, Zubay anj*ng” memaki saya sembari ekspresinya seperti ibu-ibu hamil yang mau melahirkan mukanya merah dan mau pingsan…. Semua teman-teman dan karyawan kantor yang ada di sana pun tertawa dengan sangat BAHAGIA mungkin lebih BAHAGIA dibandingkan menertawakan Cahyo sebelumnya. Saya pun seolah-olah tidak mendengarnya dan langsung tancap gas pulang. #Tetapi tertawa licik di sepanjang jalan pulang.
 Hahahahaaaaa....Hahahaaaa.....!!!    (Semoga Ari Pur baca ya)


  • Kisah Yogi
          Yogi ini orangnya baik dan gokil banget dahhh….., saya baru mengenalnya pada saat PKL di sini karena memang kami beda kelas. Saya sih hampir lupa pengalaman mana yang paling lucu pada yogi karena memang semuanya lucu banget. Jadi rada bingung untuk menceritakan yang mana.

           Tapi yang paling saya ingat adalah pada saat itu ada proyek di Loa Kulu pemasangan TRAFO,
Pemasangan trafo sudah hampir selesai dan kami bekerja bersama TIM 2 sehingga kepala kerja nggak ikut jadi kerjanya sangat santai. Ada karyawan yang kami juluki komandan di sana dia tidak suka kalo kerja itu di bantui (aneh bukan) jadi dia bekerja sendiri di atas tiang, hanya sesekali meminta bantuan kepada kami untuk menaikkan alat atau barang yang kurang karena saya dan Yogi ditugaskan hanya sebagai helper. Untuk mengisi waktu saya dan yogi mengecat besi trafes yang belum dinaikkan ke atas.

          Alangkah betapa mengejutkannya. Memang terkadang Bodoh, coba-coba atau gokil itu beda  tipis. Yogi menyalakan rokoknya menggunakan semacam korek gas tetapi besar (kami menyebutnya kompor, tetapi bukan kompor beneran) dia menyulutkan apinya itu ke kaleng cat yang sudah dicampur tinner itu, secara otomatis api pun membakar cat tersebut karena gugup Yogi menumpahkan kaleng itu, bukannya mati api justru makin membesar dan membakar semua dahan yang ada di situ (kebetulan lokasi itu dipenuhi lautan daun ketapang kering yang memang lagi musim gugur). Kami berdua kalang kabut mematikan api itu menggunakan pasir, lumpur apalah yang bisa membuat api itu tidak meluas. Asap pun sampai ke atas tiang dan si Komandan berkata “ada apa ini asap kok banyak betul“ Yogi pun berteriak  menjawab “Anu.. ndan ini bayak semut rang-rang, jadi kami bakar mereka”  ketawa licik sembari mematikan api dan akhirnya usaha kami tidak sia-sia api pun mati. Kami berdua bisa bernafas lega. (ini kejadian terbodoh yang saya alami bersama yogi, semoga yogi baca ya) 
  
          Tapi entah kenapa setelah selesai PKL di sana kami enggak pernah main lagi ke kantor tersebut terhitung sudah hampir 3 tahun dari sekarang ini, kami benar-benar los kontek dengan semua karyawan kantor di sana, padahal sebelum kami selesai dan ingin meninggalkan perusahaan tersebut untuk kembali menuntut ilmu di sekolah, pak Sodik berkata ”Jangan sungkan-sungkan untuk main kesini, jangan sampai hubungan kekeluargaan kita semua terputus karena cuma kalian enggak PKL di sini lagi” Tapi kami tetep aja enggak pernah ke sana,, padahal kami udah berhutang banyak sama semua orang di sana khususnya keluarga besar CV. EKA UTAMA KARYA  yang udah sudi menampung kami terutama  Pak Dar, Pak Sodik, Mas Firman , Mas Ari Skun, Mas Iwan. MAAF SEBELUMNYA ENGGAK PERNA MAIN KE SANA LAGI.

           Setelah hampir satu tahun kami lulus dari SMKN 2 Samarinda ini kami udah pada misah dan udah jarang ketemu apalagi ngumpul bareng lagi, tapi kami yakin dengan semboyan kami
          “KITA PASTI SUKSES, KALAU TIDAK SUKSES PASTI BUKAN KITA”
Tatkala nanti kalau saya lupa sama kalian semua, ya tolong diingatkan,,,,,

   Saat ini sepengetahuan saya TEGUH WIJAYANTO, KUNCAHYO ADHA & YANSI NANNA melanjutkan kuliah di Politeknik Negeri samarinda,,, ARI PURNAMA bekerja sebagai pengentar surat di Kantor POS Samarinda (memangsih lari jauh dari jurusan kami waktu masih di SMK yaitu LISTRIK, tapi namanya pelung apa salahnya dicoba) YOGI entahlah kemana semenjak lulus saya belum mendengar kabarnya tapi saya yakin dia juga pasti akan sukses sesuai semboyan dan komitmen kami di atas dan saya sendiri melanjutkan kuliah di Universitas Mulawarman yang juga lari dari jurusan sebelumnya, alasannya ada di postingan sebelumnya.  
                                                                         
                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar