Daftar Blog Saya

Senin, 20 April 2015

Malam Pembangkitan


            Sudah dua hari ini berada didepan laptop ngerjain tugas-tugas kuliah tapi tetap aja belum ada satu tugaspun yang selesai, akhirnya bakda isya saya putuskan untuk melihat pertunjukan pembukaan wadah seni rumah produksi yang ada di kampus tercinta Kalau tidak salah namanya “SapuLidi art production”, sembari meninggalkan tugas-tugas kuliah yang membingungkan ini, karena meskipun saya kerjain malam ini palingan juga tidak bakalan selesai.

          Sesampainya disana ternyata acaranya udah mulai dan saya udah ketinggalan beberapa pertunjukan seperti membaca puisi yang dibacakan oleh teman satu angkatan saya tapi yaudahlah gak papa kan masih banyak juga yang belum.

          Pertunjukan berikutnya adalah Hip-hop yang ditampilkan oleh sepasang kakak tingkat entahlah siapa namanya, tetapi lirik yang disampaikan itu menurut saya mengandung makna yang sangat dalam meskipun tak sedalam sumur yang ada di sekolah saya dulu. #hehehe  soalnya lirik lagu itu dipersembahkan untuk seorang gadis yang katanya terkena tumor dan akhirnya si gadis itu meninggal dan menitipkan harapan yang besar. Penampilan mereka keren tetapi sepertinya komunitas hip-hop yang ada dikampus ini tidak bergabung dengan UKM sehingga tidak banyak mahasiswa yang mengetahui dan mensuport keberadaan mereka.

             Setelah kakak tingkat yang tampil ada lagi jurusan baru yang ada di fakultas saya yang tampil yaitu jurusan Etnomusikologi dan kebetulan mereka semua satu angkatan dengan saya, yang namanya jurusan baru ya pastinya mahasiswanya tidak banyak, hanya 10 orang mahasiswa saja tetapi penampilan mereka sangat menarik dan mencerminkan musik budaya kalimantan timur,,, dan masih banyak lagilah pokoknya pertunjukan yang lain-lainnya saking banyaknya saya sampai lupa.
  
             Tetapi menurut saya yang paling berkesan ya pertunjukan terakhir dimalam ini, yaitu pertunjukan musik dangdut dan pop yang diarasement menjadi musik jazz. Kayanya pertunjukan mereka kembali membangkitkan impian dan harapan saya menjadi seorang musisi, #hehehe  tetapi sepertinya itu mustahil dan tidak mungkin menjadi nyata, semakin besar keyakinan saya untuk bisa, semakin besar pula rasa malas yang ada dalam diri ini bergejolak.

     Saya merasa bukan siapa-siapa disana dan itu merupakan suatu tamparan keras yang diberikan oleh kehidupan ini yaitu jika tidak jadi pahlawan maka kita akan menjadi pecundang yang tidak akan dikenal apalagi di anggap di lingkungan yang wangi sekalipun.

    Ingin rasanya saya menjadi sepertinya mereka tetapi entahlah itu bisa atau tidak, bukan karena tak mau belajar musik atau harus mulai dari mana tetapi belajar gitar akustik aja nggak bisa-bisa apalagi memainkan alat musik lain yang lebih keren. #hehehe ya sudahlah namanya juga bermimpi apa sih salahnya.
 
   Banyak diantara teman-teman kuliah saya yang memiliki bakat yang sangat keren-keren, itu pastinya menjadi hobby mereka dan saya benar-benar merasa bukan apa-apa dan siapa-siapa ketika beberapa dari mereka berbicara tentang kelebihan mereka satu persatu, mungkin karena saya tidak memiliki kelebihan sedikitpun sehingga sering dianggap remeh, tetapi saya cuek saja karena sudah terlalu sering dianggap remeh oleh orang lain dan saya yakini suatu saat nanti saya akan bereda satu level lebih tinggi dari mereka semua yang pernah menjatuhkan saya, dan itu merupakan cambuk penyemangat buat saya agar saya tidak malas dalam belajar hal apapun meskipun rasa malas itu terkadang berada sangat lama dalam tubuh ini.

  Sebenarnya menurut saya, saya ini hanya memiliki satu kekurangan, yaitu tidak memiliki kelebihan, dan kelebihan saya itu satu banyak kekurangan... Tapi yaudahlah mungkin hal ini yang membuat saya terkadang menjadi seorang insan yang induvidualis karena celoteh mereka yang ada di angkasa dan saya percaya setiap yang melambung akan kembali jatuh juga. Meskipun saya sendiri merasa tidak pernah bisa menghargai orang lain tetapi saya terus berusaha untuk belajar tidak meremehkan orang lain. Karena harga diri seseorang itu untuk dihargai bukan untuk dikasih harga, begitu pula sama halnya dengan seni budaya negeri ini yang mulai terkikis dengan gemerlap dunia modernisasi yang serba instan yang dimana uang menjadi Tuhan dan Tuhan bahkan diuangkan.

  Ingat ini bukan mengeluh tetapi hanya berbagi cerita saja dengan kalian para pembaca, semoga saja hidup kalian lebih berwarna meskipun hitam ya yang penting tetap berwarna.
  

                                                                           The End
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar