Mahasiswa sastra bahasa sebuah julukan
yang diberikan oleh teman-teman saya klo
pas lagi ngopi nongkrong ngumpul bareng, sepintas keren banget untuk didengar
tetapi ternyata tak semudah dalam pikiran saya untuk dijalani. Dan Ini adalah
saat dimana saya melihat hasil perkuliahan saya selama satu semester, khususnya
semester pertama yang masih menyandang status Mahasiswa Baru (Maba) ini.
Saya yakin dan optimis dapat mencapai nilai yang memuaskan karena selama menjadi anak kuliahan ini saya sudah merubah pola belajar saya yang dulu notabenenya seorang siswa SMK yang pemalas dan sangat asing memegang yang namanya buku pelajaran apalagi membacanya. tetapi kini sudah berubah menjadi seorang yang sedikit memegang buku pelajaran dan mau untuk membacanya. Meskipun Cuma sedikit setidaknya kan sudah berubah #Hhehe:D dan saya selalu mengikuti perkuliahan tanpa ada yang namanya bolos satu kali pun selama satu semester ini dan selalu mencatat setiap jengkal ucapan dosen yang menurut saya penting dan berguna saat quis atau ujian semesteran. Hal inilah yang membuat saya yakin dan optimis dalam mengerjakan setiap soal-soal tersebut.
Menurut teman-teman saya yang sudah duluan kuliah , semester pertama merupakan masa keemasan , dimana sangat mudah untuk mencapai nilai IPK 3keatas karena mata kuliah yang ditawarkan oleh fakultas barulah merupakan pengantar dan pengenalannya saja belum merupakan inti sebenarnya. Dan andai saja ada Maba yang mendapatkan IPK dibawah 3 bisa dikatakan mungkin aja IQ-nya jongkok atau mahasiswa yang pemalas nggak pernah memperhatikan dosen bersabda.
Saya yakin dan optimis dapat mencapai nilai yang memuaskan karena selama menjadi anak kuliahan ini saya sudah merubah pola belajar saya yang dulu notabenenya seorang siswa SMK yang pemalas dan sangat asing memegang yang namanya buku pelajaran apalagi membacanya. tetapi kini sudah berubah menjadi seorang yang sedikit memegang buku pelajaran dan mau untuk membacanya. Meskipun Cuma sedikit setidaknya kan sudah berubah #Hhehe:D dan saya selalu mengikuti perkuliahan tanpa ada yang namanya bolos satu kali pun selama satu semester ini dan selalu mencatat setiap jengkal ucapan dosen yang menurut saya penting dan berguna saat quis atau ujian semesteran. Hal inilah yang membuat saya yakin dan optimis dalam mengerjakan setiap soal-soal tersebut.
Ternyata pupus
sudah keyakinan saya, saat melihat hasil perkuliahan semester perdana saya kali
ini bermunculan nilai C sehingga IPK saya kurang dari 3. Membuat saya sedikit kaget dan penuh
tandatanya, padahal untuk merubah
kebiasaan saya yang sebelumnya itu sangatlah sulit dan saya sudah berhasil
merubahnya menskipun hanya sedikit akan tetapi hasilnya hanya seperti ini.
Perasaan ini rasanya bagaikan memegang botol kecap yang terisi penuh trus jatuh
terhempas kelantai karena terpeleset dan botol itu akhirnya pecah berkeping-keping.
#Bukan bermaksud ngALAY, memang begini adanya brow GALAU tau lah.
Rasanya lebih
pedih daripada diputusin pacar pertama, bukan karena malu sama teman atau apa
tetapi gak tega ngasih tau hasilnya ini sama orang tua yang udah percaya
sepenuhnya sama anaknya tetapi anaknya ini malah mengecewakan. Padahal saya sudah berusaha
semaksimal mungkin selalu mencoba meningkatkan cara belajar saya sendiri
meskipun sedikit demi sedikit. Tapi sekarang sudah begini mau gimana coba ?
ngulang, ngabisi biaya orang tua lagi, buang-buang waktu lagi.
Menurut teman-teman saya yang sudah duluan kuliah , semester pertama merupakan masa keemasan , dimana sangat mudah untuk mencapai nilai IPK 3keatas karena mata kuliah yang ditawarkan oleh fakultas barulah merupakan pengantar dan pengenalannya saja belum merupakan inti sebenarnya. Dan andai saja ada Maba yang mendapatkan IPK dibawah 3 bisa dikatakan mungkin aja IQ-nya jongkok atau mahasiswa yang pemalas nggak pernah memperhatikan dosen bersabda.
Kalo
di renungkan saya nggak juga seperti itu karena catatan, quis dan kehadiran
saya baik. Apa iya saya sebodoh itu, tapi biarlah ini menjadi pelajaran dan
motivasi saya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dalam semester berikutnya,,
tetapi meskipun seperti ini saya masih sedikit lega dan ini merupakan salah
satu hal yang membuat saya bangkit, karena satu mata kuliah yang merupakan dasar
pokok jurusan saya ini SASTRA BAHASA yaitu KESUSASTRAAN mendapat nilai A
berarti saya bukanlah korban salah jurusan
seperti yang banyak kakak tingkat curhatkan, karena saya memilih jurusan
ini sesuai keinginan saya sendiri. yeah.. meskipun hasilnya untuk sementara ini
hanya bisa begini tidak memuaskan.
“Saya percaya bukan IPK tinggi yang
menentukan kesuksesan kelak, tetapi saya juga yakin tidak sedikit yang
menggunakan IPK tinggi untuk sukses” intinya saya tidak mau mengecewakan kedua
orang tua saya dan saya harus bisa menjadi panutan buat adik saya. Saya harus
bisa membuktikannya agar mereka semua bangga. Suatu saat nanti saya akan
menjadi apa yang saya impikan dan mereka harapkan.
Untuk kawan-kawan
yang saat ini IPK-nya lebih tinggi dari saya tetap pertahankanlah,sombonglah
jika ingin congkak selagi masih ada waktu karena saya juga tidak tinggal diam
karena semester berikutnya saya lah yang akan berada diatas kalian #nyemangati
diri sendiri :Dwkwkwkw
#jangan ditiru… semoga bisa menjadi inspirasi & semoga aja bermanfaat bagi kawan yang
membaca.
The End
Tidak ada komentar:
Posting Komentar