Sedari tadi aku habiskan waktuku untuk mengamati
dari kejauhan tingkah laku ayam-ayam milik bapak. Tak ada yang istimewa dari
tingkah laku ayam itu, sama seperti ayam-ayam milik tetangga lainnya. Entah hal
apa yang membuatku betah berlama-lama memandangi ayam-ayam ini. Ku rasa aku
mulai mencintainya.
Hampir sebulan aku pergi kesana-kemari
mencari pekerjaan namun belum menemukan yang cocok. Bukan aku bermaksud
pilih-pilih pekerjaan namun aku harus pastikan aku menguasai jenis pekerjaan
itu, mungkin ini yang membuat aku hingga saat ini masih menganggur dan berdiam
diri di rumah.
Aku pun mulai masa bodoh akan hal ini,
lebih baik aku lihat sekali lagi tingkah laku keseharian ayam-ayam bapak, ayam-ayam
ini hanya punya paruh yang tak tajam dan kaki dengan ceker yang tak kokoh
apalagi sayap lebar untuk terbang melayang seperti elang namun mereka bisa
terus hidup lalu kembali kekandang pada sore hari dengan keadaan kenyang untuk
tidur malam yang nyenyak.
Bapak tak pulang hari ini, pekerjaannya
menjadi buruh tambang mengharuskannya meninggalkan mentari keluarga hari ini,
entah hanya hari ini sampai lusa atau minggu depan yang jelas bapak akan pulang
membawa uang hasil panasnya terik tambang yang katanya ada tambahan tunjangan
untuk hari raya kali ini. Tentu tanpa gentar beliau menantang peluhnya untuk
terus keluar demi penghasilan yang lebih besar.
Beberapa minggu telah berlalu namun tak
ada satupun pekerjaan yang aku dapatkan untuk membantu menghidupkan nyalanya
api dapur. Sudut belakang rumah seperti menjadi tempat favorit mamak, dimana
sedari tadi aku mengamati orang yang paling aku sayangi ini sedang sibuk
melakukan sesuatu hal yang berarti. Tanpa henti tangannya melakukan hal-hal
yang membuatku terkesan, jemari mungilnya telah memberikan kesempatan hidup
bagi benih-benih tanaman kebun yang sejak dua minggu lalu telah ditabur, ini
masa transisi dimana biji berubah menjadi sebuah tanaman yang kelak akan
menopang perut-perut lapar ini.
Aku mengambil seember air lalu aku
siramkan pada benih-benih milik mamak yang baru dua minggu tumbuh itu. Ku ambil
segepok polibag di gudang kucoba gemburkan tanah dengan sedikit campuran pupuk
kandang kotoran ayam milik bapak, akupun melihat hakikat ilmu hidup dalam menghijaukan
sudut belang rumah.
Mungkin sekilas seperti ini cara ayam
mengenyangkan perutnya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.


Tidak ada komentar:
Posting Komentar