Daftar Blog Saya

Minggu, 29 November 2015

Minggu Pagi



            Angin semilir menebarkan kesejukannya seakan mengiringiku bersama pia menelusuri jalanan antar kota ini, Balikpapan ya dimana ada Pantai di sana. Entah kenapa Pantai, aku ini sangat terobsesi dengan pantai setelah sekian lama merencanakan hari ini untuk bisa jalan bersama pia akhirnya hari ini pun tiba.

        Hati ini benar-benar serasa hidup dan sepenuhnya berarti, entah apa yang pia rasakan hari ini tetapi aku melihat binar wajah yang sumringah di sudut bibirnya yang mungil itu, seakan tak mau menghentikan senyumannya. Gadis ini benar-benar membuatku semakin mengajariku betapa pentingnya moment yang kami tunggu-tunggu ini dan betapa berharganya waktu meski hanya sesaat.

      Sebenarnya ini bukan waktu libur panjang tetapi dengan semangat kami memanfaatkan libur yang hanya satu hari dengan sebaik-baiknya untuk menggapai rencana yang belum juga pernah kesampaian,  dan  pagi inipun kami didampingi dengan cuaca yang sangat cerah,

Hmmmmm….!!!!!!

      Menghela nafas panjang, lalu menghembuskannya berlahan, betapa sejuknya pagi ini, aku hanya mengendarai sepeda motor dan menggoncengnya menembus kabut yang mulai dirobek oleh sinar mentari yang berlahan meraksasa.

     Benar-benar apa adanya yang terlihat dihari ini yang membuat aku tak hentinya mencuri-curi pandangan melihat binar matanya yang indah ini dari kaca spion, iya kaca spion gak lucukan kalo aku tengok kebelakang  dan nantinya aku tak melihat arah jalan ke depan lalu terjatuh berdua, kan dia bisa terluka dan hilang keelokan dirinya Hehehe,,,,,   

      Aku sangat menikmati perjalan ini karena aku tak pernah menyangka bahwa rencana yang hanya sekedar rencana ini rupanya bisa datang menghampiri kami berdua, karena kesungguhan serta rasa ingin bertemu yang begitu besar setelah sekian lama kami berdua dekat baru kali ini bisa jalan dan meghabiskan waktu bersama meski hanya satu hari. 

       Setibanya di pantai Pia dengan bahagianya menarik tanganku dan langsung mengajakku berfoto seakan tak ingin kehilangan saat-saat yang membahagiakan ini dengan langsung mengabadikannya,   Hari ini benar-benar penuh hal yang menyenangkan dan moment yang tak pernah aku bayangkan.

         Mungkin bagi sebagian orang jalan bersama orang yang disayang itu bisa kapan aja dan kemana aja namun berbeda dengan kami, hal ini dulunya sungguh hanya mimpi yang mungkin tak akan pernah bisa terwujud, namun Tuhan menggariskan sesuatu yang berbeda terhadap kami. 

        Betapa gemulainya gelombang kecil air laut yang tanpa kenal lelah menyapu bibir pantai ini dan penuh hal-hal yang menyenangkan seakan aku tak kuasa ingin memeluk serta mendekap erat dirinya namun aku tak memiliki keberanian sebesar itu, dengan bisa menggenggam erat tangannya itu sudah sangat merupakan sesuatu yang dapat menenangkan jiwaku. Piaku andai kamu tau betapa besarnya harapan yang aku tanamkan pada dirimu, hingga saat ini aku bahkan tak mampu menjelaskan perasaan ini kepadamu aku sendiri tak mengerti apa yang membuatku merasa tenang berada di dekatmu.   

                                                                       The End

Kertas Fotokopi

                                                     

          Kali ini AKU merasa bukan menjadi SAYA tetapi menjadi AKU yang benar-benar AKU, hari ini hari yang tak pernah kubayangkan dan bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran bahwa aku akan melakukan hal yang membuat hatinya terluka.
          Situasi sudah mencekam, meruncing dan siap menikam, sekali lagi dia benar-benar tersakiti oleh kalimat yang ditulis jari mungil ini yang sungguh munafik.

           Malam mulai kelam tak bisa kubayangkan binar airmata yang meleleh di pelupuk matanya yang diiringi sendu sedan di balik bantal itu karena kotornya sikap ini . Semua telah terjadi bunga yang layu tak akan pernah mungkin bisa untuk mekar kembali.

          Kuncilah kembali hatimu jika memang hanya itu yang bisa membuatmu lebih tenang dan menyejukkan keadaanmu saat ini. Anggaplah aku hanyalah mimpi burukmu sayang.

           Kalimat balasan yang kau kirimkan ke aku sungguh membuatku terpaku dalam lamunan yang nyata dan aku berharap semua hanyalah halusinasi saja, akan tetapi sekali lagi aku yakin bahwa ini memang benar-benar nyata.

         Namun aku terus berdoa semoga aku salah menafsirkan kalimat itu, aku tak mengerti apa yang kau inginkan apa hanya karena kertas fotokopian yang kau nanti tak kunjung datang atau memang aku yang tak sanggup untuk terbang bersama angan-anganmu yang sangat dalam. Jika memang begitu lepaslah aku, biarlah kau terbang bagai burung elang yang tangguh bertahan dan menghujam masa depan dengan ketegaran.

       Biarlah aku termenung sendiri tanpa ampun dari sikap perbuatan yang aku lakukan, terbanglah sayang jangan kau tengok kebelakang agar kau tak rapuh menghadapi semilir angin topan yang mulai datang.

     Aku tak kuasa melihatmu terluka karena aku yang tak mempu memahamimu, aku bahkan hanya mampu merasakan luapan emosi kesalahan dari dalam diri ini karena sikapku sendiri. Lolongan anjing yang menemani malam yang dimana waktu seraya tak berputar dan tak berjalan seolah bumi ini selalu malam dan terus malam entah ini soal hati atau perasaan namun yang kutau malam ini yang merasakan hanyalah Aku, Kamu dan kertas itu.
     “Besok dipakai pagi2… Itu dikumpul tapi kalau gk bisa yaudah sobek aja ku gk trn skolah”

 
    
                                                                       The End