Allohumma Sholli wa Sallim 'alaa sayyidinaa wa maulanaa Muhammadin 2X
'Adada maa fii 'ilmillahi Sholatan daaimatan bidawaami mulkillaahi 2X
Padang bulan, padange koyo rino. Rembulane sing ngawe-awe 2X
Ngelengake, ojo turu sore.
Kene tak critani, kanggo sebo mengko sore
Lantunan shalawat menggema diiringi
genderang serangkaian rebana yang ditabuh dengan semangat oleh para santri
langgar Ad-Dakwah, ceria di raut wajah mereka mengingatkanku pada saat seusia
mereka. Aku pun takjub melihat seorang gadis kecil yang dengan merdu dan fasih
melantunkan syair-syair Tuhan itu.
Tanpa
canggung dengan lantang dia terus bersyair membuat mata ini tak sanggup
berkedip, masaku mungkin telah usai namun kegiatan semacam ini tak akan pernah
berakhir, karena bagaimanapun menurutku mereka semua memiliki potensi yang jauh
lebih baik dari masaku, teman-teman seusiaku pun yang telah uzur tak percaya
dengan ceritaku ini, aku tak peduli tentang pendapat mereka. Karena
santri-santri muda ini kelak akan menggantikan kami yang dulu juga pernah meramaikan
tempat ibadah ini sama seperti mereka.
Memang
telah banyak yang berubah dari tempatku menimba ilmu agama ini, namun fase itu
tetap akan terus berulang, bahkan ustaz yang menjadi pembimbing kami kulitnya
kini telah keriput, matanya mulai buram, rambutnya memutih, punggungnya mulai
bongkok, dan tak segarang dulu, tapi omelannya terus menggema bila ada santri
yang melalaikan-Nya. Bila tak ada bibit muda yang menggantikannya siapa lagi
yang bisa menjadi panutan selanjutnya untuk generasi-generasi Ad-Dakwah yang
akan datang.
Rotan
dan penghapus melayang mungkin kini sudah bukan zamannya lagi namun didikan dan
tempaan yang keras itu tetap terus dibutuhkan, mau bagaimanapun pedang terbaik
haruslah melalui proses tempa yang tak ringan dan tak mudah, diharapkan pedang
yang telah terbentuk pun tetap terus tajam agar dapat mengoyak hati yang telah
lama mengapal oleh peradapan pergaulan teknologi berkembang saat ini.
Dengan
semangat untuk memupuk bibit-bibit itu terbentuklah wadah generasi penurus
langgar yang disepakati bersama dengan nama IRSAD (Ikatan Remaja dan Santri
Ad-Dakwah) meski terlihat sederhana, namun dalam kegiatannya terdapat
tausyiah yang dapat membuka wawasan akan
toleransi beragama serta bekal untuk bersosialisasi dan tanggap akan persoalan
yang sedang terjadi di sekitar kita.