Kalian cumbui aku dengan paksa
Kalian goreskan garpu besi di wajah
dan leherku
Kalian koyak-koyak selangkanganku
Sampai
gagang cangkul pun kalian tancapkan dengan kaki dalam goa dengan paksa hingga
merobek hati dan menembus paru-paruku
Ahhhh…. ammmmpunnn
Tangisan kesakitan dan rontaku tak
kalian hiraukan
Mataku melotot nyaris keluar menahan
perih
Hingga nafas tak tertahan lagi dan
akhirnya keluar dari kerongkongan leherku
Maafkan aku ibu tak mampu lagi
membantu menopang keperluan adik
Kini jiwaku telah tenang dalam
gentayangan jiwa-jiwa resah mereka
Dua hari ku terkapar menjadi bangkai
dalam kamar dengan simbahan darahku di kemaluan
Jangan sesali kepergianku bu
Mereka aku yang undang datang, namun
kini aku telah pergi sendiri
Sesal dalam diriku pasti tak
terelakkan bu
Mereka pasti tak akan pernah tenang
Saat ini aku hanya dapat memandangmu
dari kejauhan bu dengan kesedihanmu yang sangat mendalam meratapi berita di
televisi dan koran tentang nasip diriku
Tak usah risau memikirkan hukuman yang
setimpal pada mereka, aku pun tak akan pernah kembali
Doamu bu yang terus memeluk ku di
sini
Beritahu adik dan bapak bu jangan
ada dendam di hati mereka
Aku sayang pada kalian semua, biar
Tuhan yang membalas mereka dan percayakan semua pada penegak hukum yang hidup
nuraninya
(Bunga Karbitan)