Aku
jiwa yang mati yang selalu terperangkap dalam kegundahan, Tuhan perintahkanlah
malaikatmu untuk melepaskanku dari alam ini, aku ingin hidup, aku ingin tumbuh,
aku harus terbang melambung tinggi menopang matahari.
Aku kau ciptakan
tapi tak kau hidupkan, aku makhlukmu tapi selalu kau taklukkan, hamba sahaya
penuh dosa dalam kehampaan dunia.
Punggungku
kosong tanpa tumpuan, genggamanku hampa, kakiku hanya berpijak di dasar bumi, desiran angin yang semakin deras berdesir menerbangkanku
diiringi rintihan penghasilan buruh tambang.
Kalimantan
sampai kapan kau harus menanggung beban ini, tanah-tanahmu mulai berlubang
korban dari kerakusan.
Aku tak
megerti apa yang harus kulakukan selamanya aku hanya bisa merenung sampai mati,
aku benar-benar telah terpendam tak tau bisa terbang atau bahkan bisa keluar
lagi dari dalam lubang perut bumi.
Semua buruh tambang diperlakukan dengan kejam
oleh waktu, dipaksa takluk dan tunduk dengan segala aturan, diatas kertas kontrak
kerja yang berisi kerancuan. Tak ada pilihan selain menggali dan terus menggali
sampai gundukan tanah menjadi tanggul tinggi besar pembatas kolam-kolam ikan di
tengah hutan.
Keluarga itu
tak penting…!!! anak istri itu nomer sekian. yang penting adalah uang, setengah
lebih sepertiga waktu hidup dalam sehari harus kembali takluk dengan aturan,
jarak matahari dan kasih sayang hanya dongeng dalam lembar-lembar selip gaji
bulanan.
Kau memang
tak ramah pada alam, kau memang penyebab segala bencana banjir di kota yang tak
senggang ini. Sedikit memberi senyuman pada jiwa-jiwa yang membutuhkan, kau
terus dipersalahkan dalam tiap-tiap bidang tanah Kalimantan yang mulai tak
sopan.
Apakah sampai pada akhir daratan ini
tenggelam dengan berlahan hingga kita semua mati dengan memikul penyesalan. Tanah
yang dikucilkan hanya dikeruk keuntungan tanpa pilihan, memperbudak pribumi
memporak-porandakan tanah sendiri hingga terkulai lemas, merintih, lelah dan terkapar.
Aku
ingin hidup, aku ingin tumbuh aku ingin kembali menopang matahari, aku ingin
memberikan kerindangan pada setiap babi-babi liar yang tak pernah sadar. Aku
ingin kehijauanku kembali mengakar dan menyumpal di tengah-tengah
kehidupanmu sayang.
The End