Daftar Blog Saya

Rabu, 20 Oktober 2021

KRONOLOGI 737

 

Mulai menggelinding lagi kedua roda dipagi yang dingin (Selasa/12/03/2019) jalanan yang lengang kerikil kecil, genangan air pasca hujan dini hari masih terasa dalam kabut pagi yang membuat tubuhku terus bergetar. Kupikir saat ini juga aku akan berpulang, aku merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan. Aku tersungkur tanpa pernah ku ingat apa penyebabnya, kaca helm yang pecah terasa melukai sudut mataku, erangan kecil keluar dan kucoba ludahkan terasa sakit, sempat ku lirik jam di tangan kiriku menunjukan pukul 07.37, kedua telapak tangan dan wajah bagian kananku terasa perih sesaat terseret, seketika ku lihat semua serba putih, Entah mengapa terlintas sosok Dahri Dahlan bersama W175nya yang mentereng itu.

              “Kau Bisa Masuk Neraka Kalau Belum Membaca Buku”

Sial, ternyata pesan itu yang terngiang dibenakku saat peristiwa terjadi. Tubuhku terkulai kurasakan benturan keras telah terjadi di kepalaku, lidahku serasa mengeluarkan darah dan kesadaranku mulai terenggut. Teriakan mulai kudengar entah siapa dan apa yang mereka katakan, Van putih tak dikenal membawaku ke ruang IGD Rumah Sakit Swasta. Tahun ini benar-benar tahun berat yang harus kujalani. Raut wajah sedih dan kebingungan beberapa orang hingga rasa perih yang kurasakan bergumul menyelimutiku di ranjang pasien bilik sempit yang masih dalam pengaruh anastesi.

Kuratap tubuh, tangan, dan kakiku yang lungai penuh bercak darah dengan kesadaran yang masih melayang. Ratapanku tertuju ke pintu IGD,Kulihat ada sosok yang membuatku sangat menyesal akan kehadirannya, aku telah membuatnya khawatir hingga ia tiba kepadaku, sosok yang luar biasa tegar tanpa pertanyaan hanya menatap ku. Maaf bila peristiwa ini membuatmu terpukul. Sesaat sosok itu segera pergi menyelesaikan administrasi ruang IGD. Kucoba tegakkan tubuhku, Tuhan rasa macam apa ini, bahkan untuk mengdangakkan kepalaku saja aku tak memiliki kuasa.

Beberapa orang yang ku kenal mulai hilir mudih dibilik ruanganku, namun aku tak mampu berucap, aku merasakan wajahku mati rasa, tangan dan kakiku serasa lumpuh. Ku pikir akan lebih baik bila saat ini aku berpulang. Namun sesaat bayangan sial itu datang menghampiriku dan berkata “tugasmu baru dimulai”. Kupejamkan mataku agar aku tak melihat semua, aku berpikir sepertinya ini hanyalah hayalan kosong yang biasa kugunakan saat menyembahmu diwaktu sunyi. Tidak, sekali lagi tidak bisa. Rasa sakit ini benar-benar nyata.

“pukul 20.00 wita naik meja operasi” sial, sekali lagi ternyata ini bukan hayalan kosong.   

 Hanya mata sayu yang sedari tadi hulu mudik dari pintu IGD hingga Ruang Operasi.

 

To be continue!

Rabu, 24 Oktober 2018

SALAH



Keterasingan mulai kembali kurasakan setelah sesaat hengkang dari ruang peradapan yang penuh kegengsian. Kampus, semua hampir mampus karena ketegangan di sana. Eliminasi keras yang membuat kawan-kawan berlahan mulai lenyap dan entah terkubur di mana. Aku mulai melihat raut kegelisahan dari diriku yang mungking tak pernah sedikitpun ku tampakkan selama hidupku.



            Aku mulai menyusuri keberadaanmu, namun sekali lenyap tetaplah lenyap, pastikan dirimu berarti meski hampir mati kawan. Aku tak menyadari apa yang berbeda dari diriku setelah embel-embel baru di belakang namaku telah kudapatkan dari ruangan sempit penuh debu di ubin yang berlapis ambal bau. Kau pikir aku telah mendapatkan apa yang ingin ku gapai. Salah, sekali lagi salah. Tanggung jawab semakin besar mulai menggumuliku dan tak segan mencengkramku tanpa rela memberikan kesempatan.

            Sesak rasanya, namun nikmat untuk kembali ku ceritakan kepadamu yang masih tersisa di sana. Berlahan mulai ku aduk-aduk otakmu agar kau sadar ada punggung lelah meronta yang berharap kau segera mentas dari dalam kubangan buku-buku yang tak memberikanmu sedikitpun keahlian untuk berperang melawan dirimu sendiri. Ayahmu terus bekerja dengan keterpaksaan tentang tanggang jawab yang dibebenkan olehmu. Kau pikir kau teraniaya, kau lupa kawan kau salah satu makhluk beruntung yang tidak dimakan jawaban TIDAK untuk ke jenjang perguruan tinggi.

Aku tau kau putus asa, kau lelah, kau dalam kondisi tanpa figur yang dapat membantumu untuk keluar dari kubangan itu, tapi itulah seni dari kejamnya peradapan yang dibangun oleh manusia. Semua akan ringan jika kau terus berharap pada sang Maha Tinggi. Hal itu karena sang maha guru akan tetap memerlukan Sang Maha Tinggi. Lawan arus keterpaksaan, lawan arus kemalasan, lawan arus menganggap diri sendiri lemah. Aku tau kau Sang Kuat kawan. Lawan dan maju. Selesaikan secepatnya, untuk menjadi bagian dari tulang punggung yang telah lama menopang pilar keluarga agar tetap tegak berdiri.

Dasar Kau Pemalas...!!!

Senin, 16 Juli 2018

TELAH TIADA




Sejenak ku pejamkan mata, rambut-rambut halus di lenganku mulai merasakan hal yang dulunya sering kurasa. Jiwaku bergetar, khalayan yang dulu pernah ku lakukan kembali terpapar dalam otak. Sejenak kusadari keberkahan yang kutuai pada setiap hembusan dalam setiap ruang. Apakah suatu kenikmatan yang memang dianugerahkan padaku melalui perantara-Mu.

Lantunan itu mulai kembali terlontar dari lisan-lisan kasar yang jarang menyentuh-Mu. Binar, lesung, dan gingsul pun semakin nampak dalam tatapanku dari setiap yang kau sebut makhluk di hadapanku. Mulai dari senyum malu-malu hingga diam dalam dendam maupun harapan semua kurasakan.

Ku tatap ke atas semua terlihat semakin dekat, ku tunggu waktu yang tepat untuk dapat berangkat menemui-Mu. Bahkan tanpa niat apapun aku menyampaikan semua ini, aku yakin dengan usaha atau tidak semua tetap atas kehendak-Mu. Aku tak pernah percaya dengan semua dongeng mereka, mereka bilang Kau sangat kejam, katanya kau akan memaksaku berdiri di atas bongkahan batu panas yang panasnya akan menjalar hingga mendidihkan otakku.

Mereka pikir aku memercayainya, dalam diamku aku terus mencari siapa Kau, mulai dari dasar tanpa guru hingga guru tanpa dasar, bahkan sekarang puluhan paham dan ideologi yang ku baca dan ku dengar belum satupun yang dapat ku yakini sepenuhnya. Namun, aku merasakan bahwa kau memang benar Ada, aku bagaikan bayi yang belum mengerti apapun, aku harus menangis untuk menyampaikan pesanku bahwa aku sedang haus. Aku belum bisa merumuskan.

Esensi yang kudapat dari setiap paham mereka yaitu, belumlah kuat sebelum membandingkan dengan paham yang lain, belumlah kuat sebelum menganggap unggul dari yang lain, belumlah kuat sebelum berusaha menganggap lebih baik dari yang lain. Apakah keyakinan sepicik itu? Apa tak ada padanan bagi setiap keyakinan dari setiap dogma-dogma suci yang memang kau tanamkan kepada setiap makhluk-Mu? Apakah memang tiada keagungan tanpa harus membandingkan? Apakah memang tiada kehebatan yang murni? Inilah bumi yang ku pijak, semua serba hebat bila telah mengalahkan yang lain.

Selasa, 10 April 2018

Tips Mengatasi Getar pada MIO J



Kali ini saya akan membahas salah satu matic Yamaha, yaitu Mio J Ym-Jet FI keluaran tahun 2014, setelah 4 tahun pemakaian memang ada hal yang menjadi kelemahan matic pabrikan garpu tala ini. Salah satunya adalah getar ditarikan awal dan saat mesin berada pada putaran bawah. Pada 2 tahun pertama getar itu belumlah terasa, namun pada saat odometer menunjukkan angka 30000km getar itu mulai terasa dan suranya kian berisik. Bahkan tremornya terasa hingga ke stang membuat lengan dan bahu mudah terasa pegal.

Dari indikasi itu saya berpikir mungkin telah saatnya membawa Mio J saya ke bengkel resmi untuk melakukan servis berkala, mengingat dalam buku petunjuk pemakaian bahwa dalam 25000km saatnya mengecek komponen CVT. Dugaan saya mungkin getaran itu berasal dari dalam CVT karena beberapa hari sebelum memutuskan untuk servis saya sempat membaca beberapa artikel dan sebagian besar di antaranya mengatakan bahwa sumber getaran berasal dari roller yang peyang. Namun setelah semua komponen CVT diganti mulai dari v-belt, roller dan kampas ganda bahkan busa filter udara CVT pun diganti namun getaran itu tidak kunjung hilang.

Hal itu membuat saya penasaran, hingga saya berinisiatif untuk membongkar seluruh body matic mungil ini sendiri di rumah. Lalu dalam kondisi motor tanpa body saya mencoba menggeber dan menahan gas pada putaran bawah ternyata getaran itu hilang. Dari situ saya menyimpulkan bahwa sumber getaran bukan dari CVT melainkan dari body motor. Saya pun mencoba memasangnya satu persatu hingga saya menemukan body yang bergetar, ternyata dugaan saya benar bahwa sumber getaran gruduk ditarikan awal itu bersumber dari body motor bukan bagian CVT, di body motor yang bergetar itu terdapat baut plastik (rivet) yang menurut saya menjadi sumber getaran, alasannya karena baut plastik (rivet) ini tidak bisa mengencangkan body secara maksimal karena daya tahannya yang terbatas, seiring berjalannya waktu tentu kekuatan pencengkram baut dan alur baut yang berbahan plastik itu akan menurun dibandingkan baut yang berbahan besi.



Apalagi letaknya berada di spackbor, 2  di bagian depan dan 2 di bagian belakang, tentu saja hal tersebut membuat lumpur dan air dengan mudah mengenainya disaat cuaca sedang tidak bersahabat. Tentu hal itu membuat daya tahan semakin berkurang, dan benar saja ketika seluruh baut yang berbahan plastik itu saya ganti dengan baut besi yang dilengkapi dengan klem maka getaran itu seketika hilang. Oleh karena itu jangan terburu-buru menyimpulkan jika motor Mio J anda bergetar ditarikan awal ataupun diputaran bawah karena bagian CVTnya yang bermasalah karena bisa jadi hal yang saya alami sama seperti yang terjadi pada anda. Selamat mencoba.